Sukseskan Pelaksanaan Kurikulum 2013, untuk Pendidikan Indonesia yang Berkualitas

8 Desember 2010

Agar Anak Tak Bicara Kasar

Ayah/Bunda mungkin pernah merasa kaget ketika putra putri kita tiba-tiba mengucapkan kata-kata kasar/kotor yang tidak pernah diucapakan sebelumnya, padahal Ayah/Bunda dirumah tidak pernah mengucapkannya. Kebanyakan anak menirukan kata kasar/kotor ini, karena mereka belajar/mendengar dari lingkungan.

Anak adalah buah hati orangtua. Ketika lelah sepulang kerja kemudian melihat tingkah laku mereka, suasana hati ini bisa menjadi suka ceria, rasa lelah medadak menguap entah kemana. Lucu dan menggemaskan. Tapi bagaimana ketika dalam suasana lucu tersebut tiba-tiba cara bercanda si anak berkata kasar, seperti "jelek loe", "awas kudorong nanti", atau bahkan kata-kata kotor yang tentu saja tidak bisa ditulis disini, pasti Ayah/Bunda merasa kecewa atau malah merasa Shock.

Banyak orangtua mengaku risih mendengarkan kata-kata tersebut. Memang buat anak-anak, berkata-kata kasar adalah hal yang 'tabu'. Ketika masih kecil dan polos, tidak seharusnya seorang anak menirukan ungkapan yang belum pantas.


Kebanyakan anak menirukan kata kasar ini, karena mereka belajar dari lingkungan. Mungkin dari teman main dirumah, sekolah, tempat les atau bahkan dari tontonan film dan sinetron televisi yang mereka lihat.

Banyak penuturan orangtua mengungkapkan, sang anak meniru karena mendengar dari kakak kelas, tetangga dan teman les yang rata-rata usianya lebih tua.

Namun meski itu hanya kata-kata dan menjadi bagian dari pergaulan, hal tersebut tidak boleh dibiasakan. Anda sebagai orangtua yang baik harus segera mengingatkannya.

Perlu Anda ketahui bahwa anak-anak adalah seorang peniru ulung, apa yang mereka lihat dan dengar terutama dari orang tua akan disimpan didalam otak dan biasanya akan muncul ketika mereka marah.

Maka ketika anda sedang marah karena sang anak sulit untuk dikendalikan, marah dengan pasangan atau karena hal-hal lain. Jangan sekali-kali Anda mengeluarkan kata-kata kasar (kotor). Ingat sekali lagi, anak-anak suka sekali menirukan orang tua mereka.

Disarankan bagi Anda pun untuk tidak melakukan hal-hal yang kasar. Cukup dengan jelaskan apa kemauan Anda dan berikan alasannya.
Kemungkinan lain sang anak mengatakan kata-kata kasar karena ingin mencari perhatian. Khususnya hal ini bisa terjadi jika dalam rumah tangga tidak ada aturan dilarang berbicara dengan ungkapan kasar. Antar orangtua misalnya, atau antara Anda dengan suami atau istri Anda.

Anak-anak juga mengetahui bahwa dengan berteriak atau mengungkapkan-kata-kata kasar, mereka menjadi seperti berkuasa. Hal ini dilakukan anak-anak dengan tujuan tertentu.

Jika anak Anda melakukan hal ini, maka tekan dia, jangan berikan ruang untuk mengulangi tindakan tersebut, karena jika hal itu menjadi kebiasaan, penghargaan anak terhadap diri Anda akan berkurang. Tetapkan peraturan dan jelaskan bahwa kata kasar/kotor bisa menyakiti orang lain, segera beri peringatan jika anak mengucapkan kata kotor, dan berikan time out ketika setelah peringatan perbuatan tersebut diulangi lagi.

Berikut ini langkah-langkah yang disarankan oleh Psikolog The lyn Fry Association, Dr Lizzie Dark untuk mencegah anak berkata kasar:

1. Awasi cara bicara Anda dan keluarga
2. Pilih program televisi yang benar-benar tidak mengandung unsur kekerasan.
3. Pilih dan gantikan kata-kata kasar dengan ungkapan lain
4. Acuhkan si anak jika bicara kasar
5. Tanyakan, kenapa mereka mengucapkan kata kasar, mengapa?
6. Coba jelaskan bahwa hal itu bisa melukai perasaan orang lain.
7. Puji mereka ketika melakukan perbuatan yang baik.
8. Terapkan aturan yang tegas
9. Kerjasama dengan pihak sekolah. Buatlah semacam pertemuan dengan guru kelas untuk mengawasi sang anak, sehingga mereka benar-benar tidak mengucapkan kata-kata kotor tersebut di sekolah.
10. Selain mengingatkan anak Anda, alangkah lebih baiknya juga jika Anda mengingatkan teman-teman si anak(saat mereka main dirumah anda) jika mereka mengatakan kata-kata kotor. Nasehati mereka dan terapkan peraturan yang sama dengan anak Anda.

Sumber : VIVAnews Maryadie, Agus Dwi Darmawan

5 Desember 2010

Bantuan untuk Mbah BloRa yang sedang pusiiing..

Mbah BloRa sebaiknya meminjam 1 ekor sapi milik tetangga dan ditambahkan ke sapi-sapi yang akan dibagikan kepada Ahli Waris. Nah sekarang jumlah sapinya ada 42 ekor. Selanjutnya sapi-sapi itu silakan dibagi kepada Ahli Waris.
Si Sulung karena jatahnya adalah setengah, maka dia mendapatkan :
1/2 x 42 = 21 ekor sapi.
Si tengah, karena jatahnya adalah sepertiga, maka dia mendapatkan :
1/3 x 42 = 14 ekor sapi.
Adapun si bungsu, yang jatahnya adalah 1/7 bagian, maka dia mendapatkan :
1/7 x 42 ekor = 6 ekor sapi.
Nah sekarang sapi milik ketiga ahli waris kalau dijumlahkan maka jumlahnya adalah 41 ekor. dan sisanya satu ekor dikembalikan kepada tetangga pemilik sapi yang telah dipinjam dong. dengan demikian semua jadi mudah karena tidak perlu menyembelih sapi dan sama-sama puas karena jumlahnya lebih dari yang mereka perkirakan sebelumnya.
Terima kasih buat semua yang telah membantu mbah BloRa ya...